Yeddy Julianto. Diberdayakan oleh Blogger.

Miris dengan Pendidikan di Negara ini

Sabtu, 14 April 2012

Apa yang ada di pikiran anda jika melihat materi pelajaran anak SD jaman sekarang seperti ini?



Apa jadinya mereka di masa depan jika materi anak kelas dua SD saja seperti ini? Jujur saya kaget membacanya. Bacaan ini terlalu mengerikan untuk dipahami dan dicerna anak seusia itu. Alur ceritanya seperti sinetron-sinetron tidak bermutu yang sering tayang di televisi saat ini. Ataukah ini termasuk ke strategi pasar mereka? Jika iya ini dijadikan sebuah bisnis atau dengan tujuan tertentu apapun. Sungguh tidak berkeperimanusiaan mereka yang rela mengorbankan pendidikan anak bangsa ini.
Bagaimana pendapat kalian?

Manusia dan Keindahan/Estetik

Untuk tugas tentang Manusia dan Keindahan/Estetik ini saya akan mengarang sebuah puisi tentang salah satu keindahan di alam ini, yaitu senja. Mengapa senja? Karena saya adalah salah seorang penikmat senja dan bagi saya senja itu sangat luar biasa indahnya.


Senja
oleh : yeddy julianto

Senja...
Aku adalah penikmat senja yang kesekian di planet ini
Ketika langit mulai berwarna jingga biru kelabu
Diantara jutaan umat yang ikut menyaksikan
Disitulah aku berada

Senja...
Kau lebih indah dibanding fajar
Kau pertanda bahwa hari telah usai
Hari yang melelahkan ini telah usai
Dan kau mengantarkanku ke gerbang kegelapan malam

Senja...
Senja itu jingga
Senja itu biru
Senja itu kelabu
Apapun lagi warnamu, kau tetap indah dimataku

Senja...
Mengapa warnamu begitu elok
Tak peduli kau menampilkan warna apa bagiku
Yang melukismu di ufuk langit tiada tandingan
Berterimakasihlah kepada Sang Maha Pelukis

Senja...
Bila hari ini kau tidak muncul
Hatiku akan berubah kelabu, tanpa jingga
Seperti awan mendung ini
Yang siap menumpahkan isinya

Senja...
Aku ingin menikmatimu bersamanya
Bersama kalian
Bersama mereka
Disuatu tempat yang belum pernah ada di dunia ini

Manusia dan Penderitaan

Ada kalanya manusia sedang berada di fase kebahagiaan, dan ada kalanya berada di fase sebaliknya yaitu fase penderitaan.
Terkadang, untuk mencapai suatu kebahagiaan, manusia harus menjalani penderitaan terlebih dahulu. Itu seolah sebagai syarat mutlak yang harus dilalui. Jika tidak pandai melaluinya, jangan mengeluh jika harus lebih lama lagi mengalami penderitaan.
Saya akan memberikan contoh sederhana untuk kasus 'menderita terlebih dahulu demi mencapai kebahagiaan/kesuksesan kelak'. Misalnya ada seorang siswa SMA yang sebentar lagi akan menghadapi UN dan SNMPTN. Mereka diharuskan belajar akan bisa lulus UN dan lolos SNMPTN. Dan bagi sebagian dari mereka, belajar rutin itu bisa dianggap sebagai penderitaan karena jadwal bermain, hangout, nongkrong, berkumpul bersama teman, dan waktu untuk melakukan hobby mereka bisa tersita hanya dengan fokus belajar. Dan jika mereka bisa melewati penderitaan itu dengan baik, mereka bisa lulus UN dan lolos SNMPTN nanti. Mereka kelak bisa berbahagia di akhirnya. Berbeda dengan mereka yang tidak belajar saat akan menghadapi UN/SNMPTN. Mereka bisa berbahagia bermain lebih banyak tapi akhirnya mereka dinyatakan tidak lulus. Pilih mana, bahagia di akhir dengan melalui sebuah penderitaan atau menderita di akhir karena terlalu bersenang-senang? Semua orang pasti menginginkan semua indah pada waktunya bukan? A nice happy ending story....

Penderitaan juga bisa merupakan sebuah ujian dari Yang Maha Kuasa. Sejauh mana kita bisa melewati ujian tersebut dan sesabar apa kita menjalaninnya. Mungkin Tuhan sudah menyiapkan rencana yang lebih indah di depan sana untuk kita. Tuhan itu Maha Adil. Tuhan tidak mungkin memberikan penderitaan tanpa alasan dan sebab selain untuk menjadikan diri manusia itu menjadi lebih baik lagi.

Jangan pernah merasa kita adalah orang yang paling menderita di dunia ini. Karena setiap orang memiliki penderitaan masing-masing yang harus mereka rasakan.
Tidak ada manusia yang seumur hidupnya menderita. Yang ada hanyalah mereka yang menjatuhkan diri terlalu dalam dan tidak mau bangkit lagi karenanya.

Manusia dan Cinta Kasih

Jumat, 13 April 2012

Manusia dan cinta kasih.........

Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti memiliki cinta dan kasih, tak terkecuali bagi mereka yang sudah 'divonis' sebagai manusia-manusia jahat sekalipun.

Cinta dan kasih sudah kental melekat pada setiap manusia bahkan ketika mereka masih berada di alam rahim. Saat masih disana mereka sudah mendapat cinta kasih dari seorang ibu yang susah payah menjaga kita agar bertahan hidup sampai kita terlahir ke semesta ini.

Dalam proses beranjak dewasa kita sudah melewati masa-masa balita, anak-anak dan remaja/pubertas. Bukankah dalam melewati semua itu cinta dan kasih orangtua sangat berarti untuk kita? Mereka setia menjaga kita dari bahaya, mengkhawatirkan kita, dan membesarkan kita dengan penuh pengorbanan. Saya rasa, tidak ada cinta kasih yang sempurna selain cinta kasih dari orang tua, selain cinta kasih dari Sang Maha Pencipta tentunya. Karena cinta kasih dari-Nya tak terbatas, tak cukup digambarkan hanya satu atau dua halaman blog saja.

Begitu pula dengan cinta kasih yang kita berikan pada teman-teman maupun sahabat kita. Mungkin cinta kasih yang kita berikan pada teman biasa hanya 'seala kadarnya'. Tapi, berbeda cerita untuk mereka para sahabat. Walaupun tak terucap, kadang kita merasakan hangatnya cinta kasih dari mereka. Mereka yang telah memilih kita untuk menjadi sahabat. Ketika mereka selalu ada disaat kita membutuhkan, teman bercerita tanpa rasa canggung, pendengar sekaligus penasehat yang jenius. Bahkan sebagian manusia ada yang menganggap sahabat lebih nyaman dibanding keluarga.

Bagaimana dengan kekasih? Untuk soal ini tidak perlu ditanya lagi. Bukankah setiap malam sebelum kalian memejamkan mata, kalian saling mengucap cinta kasih walaupun berada di dua tempat berbeda. Jika sedang jauh, bukankah cinta kasih kalian membuahkan rindu yang tak biasa?
Atau saat dia masih berstatus calon kekasih, bukankah cinta kasih itu berperan sebagai janji-janji untuk saling mencintai dan menyayangi? Terkadang sebagian manusia lainnya berasumsi cinta kasih yang sebenarnya adalah cinta kasih pada seorang kekasih yang belum tentu akan bersama untuk selamanya sehingga tidak sedikit yang merelakan segalanya demi embel-embel cinta kasih tersebut.

Di awal saya sudah mengatakan cinta kasih itu sudah tertanam di setiap manusia di bumi ini, tak terkecuali orang terjahat sekalipun. Jika ada pertanyaan 'apakah benar orang-orang jahat itu masih memiliki cinta kasih disaat mereka sering membuat orang di sekitarnya merugi dan menderita?' Tentu jawabannya 'ya'. Bukankah yang mereka lakukan itu juga didorong faktor cinta kasih juga? Misalnya mereka melakukan kejahatan karena terpaksa demi memberi makan keluarganya atau sesuatu yang lain yang sangat kental dengan cinta kasih. Hanya saja mereka melakukan dengan cara yang salah.

Jadi, cintailah dan kasihilah orang-orang disekitar kita. Baik mereka yang menghargai kita maupun mereka yang membenci. Bukankah hidup akan menjadi lebih indah bila kita saling berbalas cinta kasih? :)
 

Pengikut

Integrated Laboratory's Gunadarma

Gunadarma BAAK News

UG Seminar Info

Blogger news

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner